REVIEW PEMBERITAAN

 



Pembuatan Totebag Ecoprint Sebagai Representasi Kampanye Ramah Lingkungan



     Upaya yang dapat dilakukan  untuk menjaga kelestarian lingkungan adalahdengan melakukan pembaharuan yang menunjang dunia pendidikan dan industri dengan tetap menjaga kelestarian alam. Pewarnaan tekstil menggunakan bahan ramah lingkungan dan limbah pewarnaannya tidak mencemari lingkungan seperti teknik pewarnaan ecoprint dapat diterapkan di dunia busana. Ecoprint merupakan salah satu teknik pewarnaan tekstil kontemporer yang ditemukan pada abad 20. Teknik pewarnaan tersebut menggunakan bahan alami diantaranya seperti bunga, batang, daun, dan akar yang tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan. 

     Teknik pewarnaan ecoprint merupakan kategori teknik pewarnaan pencapan. Teknik pewarnaan ecoprint menghasilkan warna berbentuk motif yang menyerupai bentuk bahan pewarna yang digunakan. Bahan yang digunakan berupa tumbuh-tumbuhan biasanya pada bagian daun, bunga, batang, maupun akar yang memiliki kriteria tertentu. Salah satu tumbuhan yang bisa digunakan adalah daun dengan kriteria berbulu halus pada permukaannya seperti daun jati. Daun jati sudah banyak diolah menjadi berbagai macam produk tekstil, seperti kemeja, blouse, syal, topi, tas dan kerudung.

     Metode pewarnaan teknik ecoprint terdiri beberapa macam diantaranya metode iron blanket, metode pukul/pounding dan metode hapazome. Pada metode Iron Blanket, langkah pertama yang dilakukan adalah mordanting (pembersihan kain dari kotoran). Proses mordanting ini sama saja seperti mencuci pakaian. Setelah itu, siapkan pewarna dari bahan alam dengan merendam dedaunan dalam larutan cuka. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan zat warna pada dedaunan dengan maksimal. Lalu, setelah pewarna siap, bentangkan kain yang sudah dibersihkan dan tempelkan dedaunan yang sudah direndam dengan larutan cuka. Kemudian, gulung dengan pipa paralon lalu ikat dengan tali. Tahap terakhir, yaitu kukus kain yang telah diikat selama 2 jam. Totebag ecoprint memanfaatkan bahan-bahan organik yang ada di linkungan sekitar, sehingga dapat dijadikan ide bisnis dengan modal kecil seperti tas belanja untuk mengurangi penggunaan limbah tas plastik/kresek yang merusak lingkungan. 

Prosedur cara pembuatan:

1. Siapkan alat bahan.

2. Plastik ditaruh di dalam tas 1 lalu daun ditaruh di atas tote bag (di bagian luar).

3. Pada atas daun ditutup dengan kain putih polos. Hal ini bertujuan agar ecoprint yang dihasilkan lebih bagus. Kain putih polos ini dapat diganti dengan lembaran plastik.

4. Pukul daun bagian yang telah tertutup kain atau plastik dengan palu hingga rata.

5. Siapkan air 1 L dan tawas 1 sendok makan (15 gr).

6. Jika motif yang dicetak pada tote bag dirasa sudah cukup cantik, rendam tote bag dalam air tawas selama 5-15 menit. Proses ini disebut fiksasi yang bertujuan agar zat warna daun dapat bertahan lama pada tote bag.

7. Lalu keringkan tote bag.



Perkenalkan :
Nama : Ika Suci Pratiwi
Asal : Jombang
Fakultas : Keperawatan & Kebidanan
Prodi : Kebidanan

Saya adalah mahasiswa baru UNUSA, saat ini saya sedang melaksanakan PKKMB di UNUSA .
Blog teman saya :

Referensi : Pembuatan Totebag Ecoprint Sebagai Representasi Lingkungan

https://unusa.ac.id/2023/08/28/pembuatan-totebag-ecoprint-sebagai-representasi-kampanye-ramah-lingkungan/

UNUSA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangat Kemerdekaan di Era Modern

Mahasiswa Unusa dalam generasi Aswaja An-Nahdliyah